SELAMAT DATANG DI IDI PAMEKASAN... NIKMATI BERITA SEPUTAR DUNIA KESEHATAN KHUSUSNYA DI PAMEKASAN DAN ARTIKEL MENARIK DARI PARA DOKTER DI PAMEKASAN...
KONSULTASIKAN MASALAH KESEHATAN ANDA

Jumat, 04 Februari 2011

BU DE KARWO Monitoring Gizi Buruk Di Kecamatan Proppo


Balita harus dibiasakan sejak dini mengkonsumsi ikan karena proteinnya tinggi. Dengan gizi yang cukup dan berimbang, angka harapan hidup (AHH) akan turut meningkat. Sebagai gambaran AHH warga Jatim berkisar 71 tahun. Jauh lebih rendah ketimbang AHH warga Jepang yang mencapai 83 tahun. Ini karena tingkat konsumsi ikan orang Jepang sangat tinggi, yakni 128 kg/kapita/tahun.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Dra. Hj. Ny. Nina Soekarwo, MSi ketika mengadakan monitoring gizi buruk, di Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Kamis (27/1).

Menurut Bude Karwo, sapaan akrab Nina Soekarwo, sejak usia balita asupan yang beragam, bergizi, dan berimbang sangat diperlukan utnuk pertumbuhan. Makanan pokok seperti beras bisa diganti yang lain seperti jagung sesuai tradisi daerah masing-masing. Tapi harus dilengkapi protein ikan dan sayur. Sehingga tidak lagi terjadi gizi buruk. “Dengan asupan beragam, bergizi dan berimbang akan mencerdaskan dan menyehatkan anak-anak,” ujar Bude Karwo.
Solusi atas masalah gizi buruk akan lebih efektif bila disesuaikan dengan penyebabnya. Karena itu, monitoring gizi buruk yang dilakukan PKK lebih difokuskan pada identifikasi penyebab masalah gizi buruk. Nanti akan dicari solusinya,dan rekomendasi tindakan akan disesuaikan dengan penyebabnya.
Bude Karwo menambahkan, di Jatim terdapat 5.309 kasus gizi buruk. Kasus ini tersebar di seluruh Kab/Kota se Jatim. Untuk itu, Tim Penggerak PKK Prov Jatim melakukan pendampingan setidaknya pada sekitar 3.608 kasus di 10 kab/kota. “Karena menurut data kesehatan, di 10 kab/ kota ini harus dilakukan pendampingan secara intensif. Bila hal itu terus dilakukan, maka dalam waktu 6 bulan bisa menekan sampai 40 % anak penderita gizi buruk,” katanya. “Gerakan PKK akan mengoptimalkan perannya dalam penanggulangan gizi buruk. Caranya dengan mengidentifikasi kasus baru balita gizi buruk melalui Posyandu dan melakukan pendampingan keluarga guna mewujudkan keluarga sadar gizi,” ujarnya.
Menurut Bude Karwo, dalam melakukan pendampingan keluarga menuju sadar gizi, para kader PKK harus bisa menyadarkan keluarga yang didampingi agar bersedia membawa balitanya ke Posyandu secara teratur. Bila kemudian ditemukan balita gizi buruk segera dirujuk ke Poskesdes/Puskesmas.
Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan penurunan. Th 2007 mencapai 32,9 per 1.000 kelahiran hidup, dan 2008 menurun menjadi 31,58 per 1000 kelahiran hidup. Kemudian 2009 menurun menjadi 31 per 1000 kelahiran hidup, bahkan turun lagi menjadi 28,2 per 1000 kelahiran hidup pada Juli 2010. Di Pamekasan masih diatas rata-rata Jatim yaitu 24per 1000 kelahiran.
Begitu pula dengan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan per 100.000 kelahiran hidup, Jatim mencapai 90,70 per 100.000 kelahiran hidup, sementara Pamekasan 46. “Kita coba untuk mendampingi lewat kader-kader PKK untuk menyadarkan masyarakat karena 40,6 %dari kasus gizi buruk disebabkan karena pola asuh yang salah, artinya dalam memberikan makanan gizinya tidak seimbang yang menyebabkan anak-anak menderita gizi buruk.,” ujarnya
Didampingi Wakil Ketua TP PKK Provinsi Jatim Hj.Fatma Saifullah Yusuf, Bude Karwo menyerahkan bantuan secara langsung berupa 150 paket biskuit dan susu untuk Balita penderita kurang gizi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar