Oleh : Drs. Muh. Nasrun Harun, MAP Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Dalam kehidupan manusia keberhasilan dan kegagalan ditentukan oleh dirinya sendiri. Timbul pertanyaan organ tubuh manakah yang dominan dalam pelaksanaan kehidupan tersebut. Adabeberapa pendapat mengatakan bahwa kehidupan sese- orang ditentukan oleh hati nuraninya. Hati nurani inilah yang akan menginstruksikan otak melaksanakan apa yang dikehendaki. Hal ini juga dulu penulis pahami. Namun dalam rangka menambah wawasan terutama bagi kita kalangan komunitas muslim non medis, yang sampai saat ini secara turun temurun, setiap membicarakan tentang ;qolbu, hati, nurani, perasaan dan jiwa, biasanya dihubungkan dengan organ tubuh yang terdapat dalam dada. Selama ini dipahami bahwa akal berpusat di otak sedangkan qolbu berada di dalam dada.
Pandangan ini timbul karena di dalam menafsirkan ayat-ayat yang berbunyi “ash shuduuru” yang kalau secara harfiah artinya menurut kamus Al-Munawwir adalah : “dada, bagian atas atau depan dari segala sesuatu, permulaan dari segala sesuatu, kepala, pemimpin. Menurut Ibin Kutibin Tajudi, Dr.SpKj. dalam bukunya Psikoterapi Holistik Islami, kalau Qolbu itu menurut Rasullullah dinyatakan sebagai yang mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan semua gerak-gerik, perilaku dan perasaan manusia, serta yang menentukan baik buruknya citra manusia, maka yang dimaksudkan Qolbu disini adalah otak manusia. (brain, Susunan Syaraf Pusat, Central Nervus System). Karena baik buruknya citra kehidupan manusia sangat tergantung kepada fungsi segumpal darah yaitu organ otak yang terbungkus oleh tulang tengkorak yang sangat kokoh. Jadi yang dimaksudkan Al-qolbu itu bukan organ hati (liver,hepar), dan bukan pula organ jantung(cor) pemompa darah yang berada di rongga dada sebelah kiri, dan bukan pula organ paru-paru (pulmonum), organ jantung bisa diganti sementara dengan mesin pompa atau bahkan bisa diganti atau dicangkok, tetapi tidak merubah kepribadian orang itu masih tetap sebagai kepribadian asal. Tetapi kalau salahsatu bagian atau seluruh jaringan otak rusak perilaku dan perasaan manusia otomatis akan berubah, otak manusialah yang mempunyai peranan utama dalam kehidupan manusia, otak sampai saat ini belum bisa diganti atau dicangkok. Jadi, ada satu bagian tubuh yang merupakan pusat makna tertinggi kehidupan atau “the ultimate meaning” yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia yang dinamakan “Otak”. Peranan dan kedudukan otak sangat penting dalam keberhasilan dan kegagalan hidup manusia. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Muhammad SAW, “ Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya, tidak lain dan tidak bukan itulah yang dikatakan “Otak”. Hal ini juga diperkuat oleh Taufiq Pasiak, dalam bukanya Revolusi IQ/EQ/SQ, segumpal daging tersebut yang dimaksud adalah otak Manusia. Mengapa otak dan bukan Qolbu seperti yang dipahami selama ini? Hasil penelitian mutakhir telah membuktikan bahwa otak manusia memiliki tiga fungsi (1) fungsi rasional logis (2) fungsi emosional-intuitif, dan (3) fungsi spiritual. Ketiga fungsi itu memungkinkan otak untuk menjadikan penentu kualitas diri manusia. Otak merupakan pusat jiwa manusia yang memiliki sifat-sifat “ Illahiah” yang bersumber dari Allah Sang Pemilik Kehidupan. Berbagai sifat keagungan ini sudah “built in” di dalam diri setiap individu. Ketika otak kita memiliki sebuah impian indah tentang keberhasilan, maka otak akan berkreasi menciptakan berbagai hal yang indah, positif dan lainnya. Otak yang dipenuhi tentang impian indah tadi, akan memerintahkan panca indera kita untuk menciptakan keberhasilan tersebut. Sebaliknya, apabila otak dipenuhi perasaan tentang kegagalan, ketakutan, maka otak akan berkreasi tentang hal-hal yang menakutkan tadi. Kemudian otak menginstruksikan panca indera untuk melakukan hal tersebut, sehingga benarlah kegagalan itu yang akan kita dapatkan. Artinya, ketika otak memiliki keyakinan akan kegagalan, maka itulah yang akan kita peroleh. Otak manusia sangat menentukan masa depan yang kita inginkan, apabila kita menginginkan keberhasilan, pertama-tama arahkan impian indah tentang keberhasilan, sehingga otak akan memprosesnya dan memerintahkan panca indera untuk mewujudkan keberhasilan tersebut. Otak manusia sesungguhnya sudah memiliki cahaya “Illahiah” yang sangat mulia. Namun seringkali cahaya kemuliaan dalam otak ini tertutupi oleh berbagai pengaruh informasi negatif yang diterima manusia dalam kehidupannya. Berbagai hal tersebut, dapat memengaruhi paradigma keyakinan yang salah dalam diri manusia,akibatnya, berbagai cahaya dalam diri manusia tidak dapat menyinari kehidupannya karena tertutupi oleh belenggu negatif. Sesuatu yang terjadi dalam hidup manusia sebagian besar dipengaruhi oleh apa yang dominan menguasai otaknya. Ketika otak didominasi oleh sesuatu hal yang kita inginkan, maka kita akan semakin fokus pada hal tersebut. Kekuatan otak inilah melahirkan energi dan motivasi yang kuat dari dalam diri manusia dan mengarahkan menjadi seperti apa yang dipikirkan. Kalau kita melihat dari kacamata psikoanalisis Sigmund Freud, adanya dorongan atau energi dari arah dalam diri ini tercipta karena adanya “unconcius mind” atau pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar inilah yang dapat mendorong energi dalam diri kita untuk mewujudkan apa yang kita pikirkan, begitupun sebaliknya. Untuk itu, mulailah dengan mengubah keyakinan dalam diri bahwa keberhasilan, kesuksesan, kegelisahan, semuanya disebabkan oleh diri kita sendiri. Sesungguhnya yang menciptakan itu semua adalah kita sendiri. Psikolog terkenal “William James” tanpa ragu-ragu pernah berkata, “Penelitian terbesar dari generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya”. Intinya sikap adalah hal kecil yang dapat membuat perubahan besar dalam kehidupan seseorang. Sikap adalah hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan hidup seseorang. Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia dibekali dengan kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual. Dengan kecerdasan ini, manusia dapat memahami bagaimana proses berpikir sehingga dapat mengendalikan hati dan pikiran. Banyak orang kurang menyadari hal ini, tidak mengetahui, pura-pura tidak tahu, atau bahkan tidak mau tahu bahwa mereka memiliki kemampuan mengolah pikirannya. Akibat dari itu semua, mereka tidak pernah sadar bahwa mereka telah menjadi budak atau hamba dari pikiran mereka sendiri. Bukannya memimpin pikirannya, justru seumur hidupnya dikendalikan pikirannya sendiri. Sehingga itulah yang akan didapatkan. Semakin kuat keyakinan seseorang tentang kesuksesan, maka itulah yang akan mendominasi pikiran kita sehingga dapat mengubah sikap. Perubahan sikap inilah yang dapat mengubah perilaku hidup manusia. Ketika perilaku hidup berubah, akan mendorong perubahan kinerja sehingga pada akhirnya dapat mengubah hidup kita benar-benar menjadi seorang pemenang. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar